Begitu juga dengan orang yang beriman juga[Surah Al-Ankabut ayat ]. Penafian iman tidak menunjukkan keluar dari Islam. Iman yang benar pasti terlihat jejaknya pada pemiliknya Setiap pelajar yang naik satu tingkatan akan melalui ujian. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi Dan sesungguhnya kami telah menguji kalam-Nya yang mulia bahwa jika seseorang mengaku beriman, ia tidak akan lepastertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya Tidak ada seorang pun yang tidak akan menemui ujian. Sekaligus ini seharusnya menjadi yang maklumum bahwa jika kita sudah mengetahui akan diuji keberimanan kita maka sebagai seorang akan yang diuji, kita harus siap siaga Amal perbuatan termasuk iman; karena cinta adalah amalan hati dan keimanan telah dinafikan dari orang yang tidak menjadikan Rasul -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam sebagai yang paling dicintai dari apa yang disebutkan. Diuji, itu kata kunci yang harus kita pegang tatkala kita beriman.

Tidak "Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji Dan sesungguhnya Kami telah menguji Jika tidak ingin hidup tanpa ujian, maka lebih baik dia mati saja. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? Tidak ada satu manusia pun yang ingin hidup di dunia ini, melainkan pasti diuji.Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Demikian kurang lebih pesan dalam tafsir surat Al-Ankabut ayatSejak awal sudah disampaikan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 2, tentang ujian bagi orang yang beriman Setiap manusia yang ingin naik kelevel yang lebih tinggi, tentu akan melewati ujian atau test. Hati mana yang tidak bersedih, ketika yang dicinta telah pergimaka engkau pun bersedih, lalu menangismaka engkau pun bersedih, lalu menangisSaudaraku, dalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, kita senantiasa dihadapkan pada dua keadaan, bahagia atau sengsara. Begitu juga orang yang beriman, apabila keimanann bertambah Swt selalu memberikan ujian sesuai dengan kemampuan manusia tersebut. Tidak mudah melewati ujian tersebut, butuh kesabaran dan perjuangan. Perubahan keadaan itu bisa terjadi kapan Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” Setiap orang yang beriman pasti akan diuji, tidak peduli tingkat keimanan dan status sosialnya. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. sebab orang yang beriman tidak hanya cukup pengakuan dibibir saja sebagai orang yang beriman sebelum Allah Swt memberikan ujian Karena Setiap Kita Akan Diuji.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadis sahih Mengutip dari buku yang bertajuk Penuntun: Allah Paling Hebat karya HF. Rahadian, orang yang tidak beriman kepada Allah disebut dengan kafir. Sementara itu, untuk perilaku mengingkari atau tidak Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi (Al-‘Ankabuut) Maksud dari ayat ini bahwa Allah SWT akan senantiasa memberi ujian kepada hamba-hambaNya yang beriman sesuai kadar keimanan yang selama ini ia miliki.